Rasulullah Saw bersabda: “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya” (HR. Bukhari, Shahih Bukhari, Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy: 5304)
Sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. Al-Baniy, Shahi Al-Jami’, Abu Darda: 80)
Begitu besar keutamaan kita dalam menolong anak yatim (piatu) seperti sabda Rasulullah SAW tersebut. Dimana digambarkan beliau seperti kedekatan jari telunjuk dan jari tengah di surga kelak. Allah SWT akan menempatkan kedudukan yang mulia bagi orang-orang yang memperhatikan dan menolong anak yatim.
Karena betapa kasihan anak-anak yatim tersebut, ketika dalam usia yang belum baligh harus menghadapi kenyataan ditinggalkan baik ayah maupun ibunya. Dalam usia yang seharusnya masih mendapat kasih sayang dan belaian orang tua. Belum lagi mereka akan kekurangan secara materi Karena tidak ada yang menanggung kebutuhan hidupnya. Terutama anak yatim yang berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Bahkan dalam kitab suci Al Quran, Allah memberikan ancaman tentang perilaku semena-mena terhadap anak yatim, sekalipun kita rajin melakukan ibadah sholat, hanya karena kita memperlakukan anak yatim dengan tidak baik, dengan predikat yang sangat menakutkan yaitu sebagai pendusta agama.
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya. Yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan. (QS Al- Ma’un 1-7)
Maka kita sebagai orang yang beriman, janganlah menyia-nyiakan kesempatan ini, dengan memberikan bantuan dan perhatian kita kepada anak yatim, agar mendapat kedudukan mulia di akherat kelak.